Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 14 Mei 2013

PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA




A.PENGERTIAN EMOSI
Emosi dapat dirumuskan sebagai satu keadaan yang terangsang dari organisme,mencakup perubahan-perubahan yang disadari dan mendalam sifatnya yang berkenaan dangan perubahan perilaku (Tim Dosen FKIP UNTAN,2010 : 99).
Menurut Crow & Crow (1958), pengertian emosi adalah “An emotion, is an affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and physiological stirredup states in the individual, and that shows it self in his event behavior”. Jadi, emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik.
Pada saat emosi, sering terjadi perubahan-perubahan pada fisik seseorang, seperti:
-          Reaksi, elektris pada kulit meningkat bila terpesona
-          Peredaran darah bertambah cepat bila marah
-          Denyut jantung bertambah cepat bila terkejut
-          Bernapas panjang bila kecewa
-          Pupil mata membesar bila marah
-          Air liur mengering bila takut atau tegang
-          Bulu roma akan berdiri jika takut
-          Pencernaan menjadi sakit jika tegang
-          Otot menjadi tegang atau bergetar (tremor)
-          Komposisi darah berubah dan kelenjar-kelenjar lebih aktif.


 B.HUBUNGAN EMOSI DAN TINGKAH LAKU
1) Teori Sentral
            Teori Sentral ini dikemukakan oleh Walter B.Canon.Menurut teori ini,gejala kejasmanian termasuk tingkah laku merupekan akibat dari emosi yang dialami oleh individu.Jadi individu mengalami emosi lebih dahulu,baru kemudian mengalami perubahan-perubahan dalam jasmaninya.Dengan demikian,menurut teori ini dapat dikatakan bahwa emosilah yang menimbulkan tingkah laku,dan bukan sebaliknya.karena seseorang merasa sedih,maka dia menangis dan kerena seseorang merasa takut,maka dia melarikan diri.

2) Teori Peripheral
    Teori ini dikemukakan oleh James dan Lange.Menurut teori ini di-katakan bahwa gejala-gejala kejasmanian atau tingkh laku seseorang bukanlah merupakan akibat dari emosi,melainkan emosi yang dialami oleh individu itu sebagai akibat dari gejala-gejala kejasmanian.Menurut teori ini seseorang bukanny karena takut kemudian hari,melainkan karena lari menyebabkan seseorang menjadi takut.Demikian juga seseorang bukan karena sedih sehingga menangis,tetapi kerena menangis itulah maka menjdi sedih.Seandainya seseorang itu tidak menangis,maka kemungkinan tidak akan menjadi teramat sedih.Dengan demikian,menurut teori ini dapat dikatakan bahwa tingkah laku yang menimbulkan emosi,dan bukan sebaliknya.

3) Teori Kepribadian
      Menurut teori ini,bahwa emosi merupakan suatu aktivitas pribadi yang tidak dapat dipisah-pisahkan.Maka emosi meliputi pula perubahan-perubahan jamani.Jasi antara emosi dan tingkah laku hanya dapat dibedakan ,tetpi tidak dapat dipisah-pisahkan.

4) Teori Kedaruratan Emosi ( Emergency theory of the emotion )
      Teori ini dikemukakan oleh Cannon. Teori ini mengemukakan bahwa reaksi yang mendalam dari kecepatan jantung yang semakin bertambah akan menambah cepatnya alirn darah menuju urat-urat,hambatan-hambatan pada pencernaan, pangembangan atau pemuaian kantung-kantung didalam paru-paru dan proses lainnya yang mencirikn secara khas keadaan emosional seseorang,kemudian menyiapkan organisme untuk melarikan diri atau untuk berkalahi,sesuai dengan penilaian terhadap situsi yang ada oleh kulit otak.
Diskusi belakangan dalam hasanah psikologi tentang emosi adalah mengenai hubungan antara perasaan dengan emosi dan juga hubungan antra emosi dengm motivasi.Pengalaman menunjukan bahwa apabila seseorang termotivasi maka ajan terangsang secara emosional untuk melakukan suatu kegiatan dengan intensitas yang tinggi.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa emosi berhubungan erat dengan motivasi.Hubungannya dengan motivasi adalah karena termotivasinya seseorang kemudian mengalami emosi yang pada akhirnya berbuat sesuatu atu bertingkah laku tertentu.

C. KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA
      Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa.Pada masa ini remaja mengalami perkembangan  mencapai kematangan fisik,mental,social dan emosional.Masa ini biasanya dirasakan sebagai masa yang sulit, baik bagi remaja sendiri maupun bagi keluarga atau lingkungannya.
      Karena berada pada masa peralihan antara masa anak-anak ke masa dewasa, maka status remaja agak kabur,baik bagi dirinya mupun bagi lingkungannya.Conny Semiwan mengibaratkan : “terlalu besar untuk serbet,tetapi terlalu kecil untuk taplak meja” karena sudah bukan anak-anak lagi,tetapi juga belum dewasa. Masa remaja biasanya memiliki energi yang besar, emosi berkobar-kobar, sedangkan pengendalian diri belum sempurna.Remaja juga sering mengalami perasaan tidak aman, tidak tenang, dan khawatir kesepian.
Secara garis besar, masa remaja dapat dibagi kedalam empat periode, yaitu : periode pra-remaja, remaja awal, remaja tengah, dan remaja akhir.
Adapun karakteristik untuk setiap periode adalah sebagaimana dipaparkan berikut ini.
1.      Periode Pra-remaja
Selama periode ini terjadi gejala-gejala yang hampir sama antara remaja pria maupun wanita. Perubahan fisik belum begitu tampak jelas, tetapi pada remaja putri biasanya memperlihatkan penambahan berat badan yang cepat sehingga mereka merasa kegemukan. Gerakan-gerakan mereka mulai menjadi kaku. Perubahan ini disertasi sifat kepekaan terhadap rangsang-rangsang dari luar, responnya biasa berlebihan sehingga mereka mudah tersinggung dan cengeng, tetapi juga cepat merasa senang atau bahkan meledak-ledak.
2.      Periode Remaja Awal
Selama periode ini perkembangan gejala fisik yang semakin tampak jelas adalah perubahan fungsi alat-alat kelamin. Karena perubahan alat-alat kelamin serta perubahan fisik yang semakin nyata  ini, remaja seringkali mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan itu. Akibatnya, tidak jarang mereka cenderung menyendiri sehingga tidak jarang pula meras terasing, kurang perhatian dari orang lain, atau bahkan merasa tidak ada orang yang mau memperdukikannya. Kontrol terhadap dirinya bertambah sulit dan mereka cepat marah dengan cara-cara yang kurang wajar untuk meyakinkan dunia sekitarnya. Perilaku seperti ini sesungguhnya terjadi kerena adanya kecemasan terhadap dirinya sehingga muncul dengan reaksi yang kadang-kadang tidak wajar.
3.      Periode Remaja Tengah
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja untuk dapat menuju kea rah mampu memikul sendiri seringkali menimbulkan masalah tersendiri bagi remaja. Karena tuntutan peningkatan tanggungjawab ini tidak hanya datang dari orang tua atau anggota keluarganya melainkan juga dari masyarakat sekiternya, maka tidak jarang masyarakat juga terbawa-bawa menjadi masalah bagi remaja. Melihat fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat seringkali juga menunjukan adanya kontradiksi antara nilai-nilai moral yang mereka ketahui, maka tidak jarang pula remaja mulai meragukan apa yang disebut baik atau buruk. Akibatnya, remaja seringkali ingin membentuk nilai-nilai mereka sendiri yang mereka anggap benar, baik, dan pantas untuk dikembangkan di kalangan mereka sendiri.lebih-lebih jika orang tua atau orang dewasa disekitarnya ingin memaksakan nilai-nilainya agar dipatuhi oleh remaja tanpa disertai dengan alasan yamg masuk akal menurut mereka atau bahkan orang tua atau orang dewasa  menunjukkan perikaku yang tidak konsisten dengan nilai-nilai yang dipaksakannya itu.
4.Periode Akhir Remaja
Selama periode ini remaja mulai memandang dirinya sebagai orang dewasa dan mulai mampu menunjukan pemikiran, sikap dan perilaku yang semakin dewasa. Oleh sebab itu, orang tua dan masyarakat mulai memberikan kepercayaan yang selayaknya kepada mereka. Interaksi dengan orang tua juga menjadi semakin labih bagus dan lancar karena mereka sudah semakin memiliki kebebasan yang relative terkendali serta emosinyapun mulai stabil. Pilihan arah hidup sudah semakin jelas dan mulai mampu mengambil pilihan serta keputusan tentang arah hidupnya secara lebih bijaksana meskipun belum bisa  secara penuh. Mereka juga mulai memilih cara-cara hidup dipertanggungjawabkan terhadap dirinya sendiri, orang tua, dan masyarakat (M.Asrori, 2008 : 63-65).

D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN EMOSI REMAJA
            Perkembangan emosi seseorang pada umumnya tampak jelas pada perubahan tingkah lakunya.Demikian juga pada perkembangan emosi remaja. Kualitas atau fluktuasi gejala yang tampak dalam tingkah laku itu sangat tergantung pada tingkat fluktuasi emosi yang ada pada individu tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari sering kita lihat beberapa tingkah laku emosional, misalnya: agresif, rasa takut yang berlebihan, sikap apatis, dan tingkah laku menyakiti-diri seperti : melukai diri sendiri, memukul-mukul kepala sendiri, dan sejenisnya.
      Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi perkembangan emosi remaja yaitu sebagai berikut :
1.Perubahan jasmani
            Perubahan jasmani yang ditunjukan dengan adanya pertumbuhan yang sangat cepat dari anggota tubuh memiliki pengaruh besah terhadap perkembangan emosi remaja. Pada tarap permulaan, pertumbuhan ini hanya terbatas pada begian-bagian tertentu saja yang mengakibatkan postur tubuh menjadi tidak seimbang. Ketidakseimbangan tubuh ini sering mempunyai akibat yang tidak terduga pada perkembangan emosi remaja. Tidak setiap remaja dapat menerima perubvahan kondisi tubuh seperti itu, labih-lebih jika perubahan tersebut menyangkut p;erubahan kasar dan penuh jerawat. Hormon-hormon tertentu mul;ai berfungsi sejalan dengan perkambangan alat kelaminnya sehingga dapat menyebabkan rangsangan di dalam tubuh remaja dan seringkali menimbulkan masalah dalam perkembangan emosinya.
2. Perubahan Pola Interaksi dengan Oramg Tua
            Pola interaksi orangtua dengan anak, termasuk remaja, sangat bervariasi. Ada yang pola interaksinya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya sendiri saja sehingga ada yang bersifat mamaksakan kehendak, memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dangan penuh cinta kasih. Perbedaan pola intereksi orang tua seperti ini sangat berpengaruh terhadap perbedaan perkembangan emosi remaja. Cara memberikan hukuman, misalnya, ketika dulu masih anak-anak, orang tua bisa memukul anak jika anak berbuat nakal, tetapi pada saat remaja cara- cara semacam itu justru dapat menimbulkan ketegangan yang lebih berat antararemaja dengan orang tuanya. Dalam konteks ini Gardner (1992) mengibaratkan dengan kalimat: “ Too Big To Spank ’’ yang maknanya bahwa remaja  itu sudah terlalu besar untuk terpukul.
     Pemberontakan terhadap orang tua menunjukan bahwa mereka berada dalam keadaan konflik dan ingin melepaskan diri dari pengawasan orang tua. Mereka tidak merasa puas kalau tidak pernah samasekali menunjukan perlawanan terhadap orang tua karena ingin menunjukan bahwa dirinya telah berhasil menjadi orang yang lebih dewasa. Jika mereka berhasil dalam perlawanan terhadap orang tua sehingga orang tuanya marah, maka merekapun belum merasa puas karena orang tua tidak menunjukan pengertian yang mereka inginkan. Keadaan semacam ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan emosi remaja.
3.Perubahan Interaksi Dengan Teman-teman
            Remaja seringkali membangun interaksi sesama teman sebayanya secara khas dengan cara berkumpul untuk melakukan aktivitas bersama dan membentuk semacam “gang’’. Interaksi antar anggota dalam suatu kelompok “gang’’ biasanya sangat intens serta memiliki kohesivitas dan solidaritas yang sangat tinggi.
Pembantukan kelompok dalam bentuk gang seperti ini sebaiknya diusahakan terjadi pada masa remaja awal saja karena biasanya bertujuan positif, yaitu untuk memenuhi minat mereka bersama. Usahakan dapat menghindarkan pembentukan kelompok gang itu ketika sudah memasuki masa remaja tengah atau remaja akhir karena masa ini para anggotanya biasanya membutuhkan teman-teman untuk melawan otoritas, melakukan perbuatan yang tidak baik, atau bahkan kejahatan bersama.
            Faktor yang sering mendatangkan masalah emosi pada masa remaja adalah hubungan cinta dangan teman lawan jenis. Pada masa remaja tengah biasanya remaja benar-benar mulai jatuh cinta dangan lawan jenisnya. Gejala ini sebenarnya sehat bagi remaja, tetapi juga tidak jarang menimbulkan konflik atau gangguan emosi pada remaja jika tidak diikuti dengan bimbingan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa. Oleh sebab itu, tidak jarang orang tua justru merasa tidak gembira atau bahkan cemas ketika anak remajanya jatuh cinta. Ganguan emosional  yang mendalam dapat terjadi ketika cinta remaja tidak terjawab,  ditolak, atau karena pemutusan hubungan cinta sepihak sehingga banyak mendatangkan kecemasan bagi orang tua dan bagi remaja itu sendiri.
4.Perubahan Pandangan Luar
            Faktor penting yang dapat mempengaruhi perkembangan emosi remaja selain perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja itu sendiri adalah pandangan dunia luar dirinya. Ada sejumlah perubahan pendangan dunia luar yang dapat menyebabkan konflik-konflik emosional dalam diri remaja, yaitu sebagai berikut:
a)      Sikap dunia luar terhadap remaja sering tidak konsisten. Kadang-kadang mereka dianggap sudah dewasa, tetapi mereka tidak mendapat kebebasan penuh atau peran yang wajar sebagaimana orang dewasa. Seringkali mereka masih dianggap anak kecil sehingga berakibat timbulnya kejengkelan pada diri remaja. Kejengkelan yang mendalam dapat berubah menjadi tingkah laku emosional.
b)      Dunia luar atau masyarakat masih menerapkan nilai-nilai yang berbeda untuk remaja laki-laki dan perempuan. Kalau remaja laki-laki memiliki teman banyak perempuan, mereka mendapat predikat “ popular ’’ dan mendatangkan kebanggaan. Sebaliknya, apabila remaja putri mempunyai banyak teman laki-kaki sering dianggap tidak baik atau bahkan mendapat predikat yang kurang baik juga. Penerapan nilai yang berbeda semacam ini jika tidak disertai dengan pemberian pengertian secara bijaksana dapat menyebabkan remaja bertingkah laku emosional.
c)      Seringkali kekosongan remaja dimanfaatkan oleh pihak luar yang tidak bertanggung jawab yaitu dengan cara melibatkan remaja tersebut kedalam kegiatan-kegiatan yang merusak dirinya dan melanggar nilai-nilai moral ; seperti : penyalahgunaan obat terlarang, minum-minuman keras, atau tindak kriminal dan kekerasan. Perlakuan dunia luar semacam ini akan sangat merugikan bagi perkembangan emosional remaja.
5.Perbedaan Individual dalam Perkembangan Emosi
            Perkembangan emosional individu sebenarnya merupakan perkembangan yang paling sulit untuk diklasifikasikan. Ini tampak pada gejala kehidupan sehari-sehari bahwa tidak jarang orang dewasa pun mengalami kesulitan untuk menyatakan perasaan. Fenomena semacam ini menyebabkan sulitnya untuk mencari perbedaan individual dalam perkembangan emosi. Lagi pula, munculnya emosi seseorang sangat tergantung atau dipengaruhi lingkungan, pengalaman, kebudayaan dan lain sebagainya, sehingga untuk mengukur emosi amat sulit pula.
            Proses kematangan perkambangan emosi mempunyai hubungan erat dengan pertumbuhan dan perkembangan. Sejak lahir sampai kira-kira umur 15 bulan, kebutuhan utama mereka adalah mendapatkan kepercayaan dan kepastian bahwa dirinya diterima oleh lingkungan. Penerimaan lingkungan pad fase ini sangat menentukan bagi perkembangan hidup selanjutnya. Kepercayaan yang diperoleh dari penerimaan lingkungan ini dapat menjadi dasar bagi kepercayaan terhadap diri sendiri dan kesehatan perkembangan emosionalnya. Apabila kondisi orang tua saat ini dapat melakukan hubungan yang penuh cinta kasih atau secara naluriah memberikan kepercayaan bahwa kehadiran bayi tersebut sangat diinginkan dan dikasihi maka diharapkan akan dapat hidup dalam lingkungan kasih sayang. Sebaliknya, jika kehadiran bayi berikutnya, orang tua bersikap kurang dapat menerima, acuh tak acuh, apalagi penuh kebencian, dan sebagainya, tentunya kehidupan emosionalnya terganggu. Dengan demikian secara individual, kedua anak tersebut akan mengalami perbedaan perkembangan emosi pada masa-masa selanjutnya.
            Disiplin yang tegas tetapi disertai kasih sayang akan membantu anak dalam perkembangan emosinya. Sebaliknya jika disiplin dilakukan dengan kaku dan tanpa kasih sayang akan menimbulkan sikap keragu-raguan pada diri anak dan bahkan akan kehilangan kepercayaan pada dirinya. Apabila ini terjadi pada dua anak dalam satu keluarga (seayah/seibu) secara individual perkembangan emosinya akan jelas bisa dibedakan.

6.Upaya Mengembangkan Emosi Remaja dan Implikasinya Bagi Pendidikan
            Intervensi pendidikan untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat berkembang ke arah memiliki kecerdasan emosional, salah satu diantaranya menggunakan intervensi yang dikemukakan oleh W.T. Grant Consortium  tentang “ Unsur-unsur Aktif Program Pencegahan ’’, yaitu sebagai berikut :
1.Pengembangan Keterampilan Emosional
                   Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan                              emosional individu adalah :
            a). Mengidentifikasikan dan memberi nama-nama atau label perasaan.
            b). Mengungkapkan perasaan
            c). Menilai Intensitas perasaan
            d). Mengelola perasaan
            e). Menunda pemuasan
            f). Mengendalikan dorongan hati
            g). Mengurangi stress
            h). Memahami perbedaan antara perasaan dan tindakan

     2.Pengembangan Keterampilan Kognitif
                  Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan keterampilan kognitif individu adalah:
a)      Belajarlah melakukan diagog batin sebagai cara untuk menghadapi dan mengatasi suatu masalah atau memperkuat perilaku diri sendiri.
b)      Belajarlah membaca dan menafsirkan isyarat-isyarat sosial; misalnya: menganali pengaruh sosial terhadap perilaku dan melihat diri sendiri dalam perspektif masyarakat yang lebih luas.
c)      Belajarlah menggunakan langkah-langkah penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan; misalnya: mengendalikan dorongan hati, menentukan sasaran, mengidentifikasi tindakan-tindakan alternatif, dan memperhitungkan akibat-akibat yang mungkin timbul.
d)     Belajarlah memahami sudut pandang orang lain ( empati ).
e)      Belajarlah memahami sopan santun, yakni perilaku mana yang dapat diterima dan mana yang tidak.
f)       Belajarlah bersiakp positif terhadap kehidupan.
g)      Belajarlah mengembangkan kesadaran diri; misalnya mengembangkan harapan-harapan yang realistis terhadap diri sendiri
3.Pengembangan Keterampilan Perilaku
        Cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kerterampilan perilaku individu adalah;
a)      Belajar keterampilan komunikasi non-verbal; misalnya; berkomunikasi melalui hubungan pandangan mata, ekspresi wajah, gerak-gerik, posisi tubuh, dan sejenisnya.
b)      Belajarlah keterampilan komonikasi verbal; misalnya: mengajukan permintaan-permintaan dengan jelas, menanggapi kritik secara efektif, menolak pengaruh negatif, mendengarkan orang lain, ikut serta dalam kelompok-kelompok kegiatan positif yang banyak menggunakan komunikasi verbal, dan sejenisnya.
Cara lain yang dapat digunakan sebagai intervensi edukatif  untuk mengembangkan emosi remaja agar dapat berkembang ke arah memiliki kecerdasan emosional adalah dengan mengembangkan kegiatan yang didalamnya mengundang materi yang dikembangkan oleh Daniel Golemen (1995) yang kemudian diberi nama “Self-Science Curriculum’’, yaitu sebagaimana dipaparkan berikut ini:
a)      Belajarlah mengembangkan kesadaran diri: caranya adalah dengan mengamati diri Anda dan mengenali perasaan-perasaan anda; menghimpun kosa kata untuk mengungkapkan perasaan; memahami hubungan antara pikiran, perasaan, dan reaksi emosional.
b)      Belajarlah mengambil keputusan pribadi: caranya adalah mencermati tindakan-tindakan dan akibat-akibatnya; memahami apa yang menguasai suatu keputusan, atau perasaan; menerapakan pemahaman ini ke masalah-masalah yang cukup berat,seperti masalah seks dan obat terlarang.
c)      Belajarlah mengelola perasaan: caranya adalah memantau pembicaraan sendiri untuk menangkap pesan-pesan negatif yang terkandung didalamnya( misalnya : Sakit hati yang mendorong amarah ).
d)     Belajarlah menangani stress: caranya adalah mempelajari pentingnya berolrahraga. Perenungan yang terarah, dan metode relaksasi.
e)      Belajar berempati: caranya adalah memahami perasaan dan masalah orang lain dan berpikir dengan sudut pandang orang lain.
f)       Belajarlah berkomonikasi
g)      Belajarlah membuka diri
h)      Belajarlah mengembangkan pemahaman
i)        Belajarlah menerima diri sendiri
j)        Belajarlah mengembangkan tanggungjawab pribadi
k)      Belajarlah mengembangkan ketegasan
l)        Belajar dinamika-dinamika kelompok,dan
m)    Belajarlah menyelesaikan konflik
(M. Asrori, 2008: 65-73).
Mendidik anak menjadi orang yang kreatif adalah upaya menyukseskan masa depan mereka. Banyak anak yang menjadi korban akibat dari salah didik yang berorientasi ke mata pelajaran yang menempa aspek kognitif semata atau menggembirakan hati yang sesaat. Dengan alasan mencoba meningkatkan harga diri anak melalui pujian dan penghargaan, kita manjadi permissif (membiarkan) dalam hal disiplin dan menuntut terlalu sedikit. Dalam upaya memberi mereka dunia yang serba menyenangkan seperti dialam mimpi, kita lupa bahwa stress dan ketidak nyamanan adalah bagian yang sama penting dalam pengalaman manusia seperti cinta dan kasih sayang, dan ketika kita membebaskan mereka dari kesempatan belajar tentang keterampilan mengatasi masalah yang penting dalam menghadapi rintanagan dan kekecewaan yang tak terhindarkan dalam dunia mereka kelak.
            Banyak anak yang kelihatannya sukses dalam menerima pelajaran tapi ketika dihadapkan kepada kemampuan untuk memecahkan masalah dengan cara baru tidak memperoleh kemampuan sama sekali. Padahal ketika menjalani kehidupan jusru persoalan kreatif menjadi lebih penting lebih-lebih dalam era yang serba tidak menentu ( U.Husna Asmara, 2004 : 132 ).












 

DAFTAR PUSTAKA


M. Asrori (2008). Perkembangan Peserta Didik. Untan Press :
         Pontianak

Sunarto, B. Hartono (2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :
         Rineka Cipta

Sarwono, Sarlito.W (1991). Psikologis Pendidikan. Jakarta :
         Rajawali Pers
Tim dosen FKIP UNTAN (2010). Hand Out Mata Kuliah Keahlian
         Berkarya. Fahruna Bahagia: Pontianak

U. Husna Asmara (2004). Penulisan Karya Ilmiah. Fahruna Bahagia :
         Pontianak.





DISUSUN OLEH
Edy Nurmansyah (F15112035)
Dina Apriana (F15112020)
Eska Putri L Purba (F15112014)
 

0 komentar:

Posting Komentar

 

Blogger news